Senin, 17 Februari 2014

Kamar Warisan

Kembali untuk menulis lagi, rasanya sudah lama sekali tidak mengisi blog kesayanganku ini. Fokus dulu untuk si buah hati...amanah yang tidak akan pernah tergantikan dengan apapun.
Malam ini susah tidur atau malah tidak bisa tidur, terlalu lelah juga tidak bisa tidur mungkin juga waktu yang seharusnya untuk tidur sudah terlewat.
Jadi ingat waktu masih kecil, masih tinggal di desa bersama-sama dengan keluarga besar. Terlalu banyak saudara tidak memungkinkan untuk mendapatkan kamar tidur satu-satu. Satu kamar bisa di huni lebih dari satu orang....kayak anak kos ya...hehehe. Belum lagi uniknya untuk mendapatkan sebuah kamar yang harus turun temurun alias warisan.
Warisan sebuah kamar itulah yang terjadi di rumah besar kesayanganku. Kita tinggal dalam satu rumah besar yang sangat ramai penghuninya tetapi minim kamar tidur. Disinilah letak keseruan dan kedamaian yang selalu aku rindukan sampai sekarang. Waktu masih sama-sama kecil hal itu tidak menjadi suatu masalah  yang berarti karena kita bisa tidur beramai-ramai (kita punya sebutan sendiri yaitu ikan pindang = ikan yang ditempatkan berjejer). Setelah satu persatu memasuki masa remaja atau lebih gaulnya ABG (anak baru gede) baru mulai terasa bagaimana repotnya tidak punya kamar sendiri, bisa dikatakan kurang punya privasi. Yang merasa ABG baru mulai memisahkan diri menempati kamar yang seadanya, dan itupun tidak bisa satu kamar satu orang karena keterbatasan jumlah kamar. Pada intinya aktivitas sudah mulai di dalam kamar, misalnya mau curhat, kalau ada masalah lebih memilih bantal dan guling menjadi teman untuk bersandar....hehehe.

Aku juga masih mempertanyakan sampai sekarang, mengapa rumah sebesar itu sangat minim sekali kamarnya, tidak disesuaikan dengan jumlah penghuni rumahnya.

Kembali ke kamar warisan, aku bisa menempati kamarku sendiri setelah saudara-saudaraku pada mandiri untuk mencari duit sendiri alias mereka sudah pada bekerja dan menuntut ilmu keluar kota, baru rumah sebesar itu terasa lega dan lengang, bahkan bisa dikatakan kamar pada kosong di tinggal penghuni sebelumnya dan juga keadaan rumah terasa lebih sepi. Dapat merasakan hal yang sama lagi kalau musim liburan dan lebaran tiba...di jamin penghuni kamar warisan menjadi penghuni kamar sementara, karena tidak akan mendapatkan kamarnya lagi. Dan setelah masa liburan selesai baru bisa menempati kamar warisan kembali.

Ngomongin kamar, walaupun kamar warisan tetapi banyak sekali memory yang tidak bisa terlupakan. Cukup lama aku bisa menempati kamar warisan ini, walaupun pada awalnya masih di huni dua orang bersama kakakku, sebelum sampai aku punya kuasa untuk menghuninya sendiri. Kalau tidak bisa tidur seperti ini, aku selalu melakukan ritual menghitung genteng sampai bisa tertidur. Dalam ritual ini bukan hanya sekedar menghitung genteng saja tetapi setiap satu genteng aku akan berdoa untuk cita-citaku, dan akan mengulanginya sampai terlelap.


Dalam keadaan lelah dan capek, sempatkanlah untuk beristirahat walaupun hanya sebentar karena akan membuat kita lebih segar disaat terbangun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar