Kamis, 26 November 2015

Karena Kamu Bukan Jodohku ~ Part 1

Aku baru tahu kalau kamu juga mencintaiku, tetapi semua sudah terlambat, kini kita punya kehidupan masing-masing, yang tidak seharusnya cinta ini masih ada untukmu, tapi aku manusia biasa, aku tidak mampu menghilangkan rasa cinta ini, tapi aku berusaha untuk setia dengan jodohku dan terus berusaha mencintainya, walaupun disudut hatiku masih menyimpan rasa untukmu. Ini sulit tapi aku harus terus kuat dan belajar ikhlas, rela untuk melepasmu.
Maaf aku tidak pernah tahu akan perasaanmu selama ini, atau mungkin selama mengenalmu aku selalu menyakitimu. Aku bukan siapa-siapa yang pantas untuk kamu sukai apalagi untuk kamu cintai, saat itu ada seseorang yang lebih pantas dan memang sangat mengharapkan cintamu. Sebagai teman, sahabat dan saudara, aku sangat respect akan perasaannya terhadapmu, untuk itu aku selalu memberi ruang dan kesempatan untuk kalian bisa saling mengenal satu sama lain. Aku meyakinkan diriku untuk tidak pernah mencitaimu, aku menutup diri untuk perasaanku. 
Saat itu aku hanya butuh teman, sahabat yang benar-benar tulus meskipun aku tidak benar-benar mendapatkannya. Dari kelas 1, aku seperti magnet yang selalu menarik masalah mendekat padaku, walaupun aku tidak pernah menyadarinya, tetapi aku selalu terbelenggu dalam masalah yang tidak pernah aku mengerti. Aku selalu dituduh merebut pacar orang, padahal aku tidak pernah melakukan apa-apa, kalau aku dekat dengan seseorang itu tidak lebih dari hubungan pertemanan. Aku sendiri punya prinsip tidak ingin pacaran dan keluargakupun tidak pernah mengijinkan aku untuk pacaran, itu selalu aku tanamkan dalam hidupku. Tetapi tidak tahu kenapa aku selalu masuk dalam lingkaran setan itu. Tidak pacaran bukan berarti aku tidak punya perasaan dengan seseorang. Kamu tidak tahu begitu besarnya cintaku sama kamu, bahkan aku tidak pernah bisa melupakanmu. Sampai sekarang rasa itu masih ada dan akan terus ada.
Awalnya aku memang tidak mencintaimu bahkan tidak ada niat untuk dekat kamu...hanya rasa sebel dan kesel karena kamu selalu menggangguku. Aku pikir kamu seperti itu hanya untuk mendekati sahabatku, bahkan semua orang tahu itu. Jadi tidak ada terpikir sedikitpun olehku untuk mendekatimu apalagi mencintaimu.
Seiring berjalannya waktu dan aku tidak pernah tahu kapan rasa cinta ini tumbuh, kejailan dan keisenganmu mempunyai arti yang berbeda, mulai menggoyahkan perasaanku. Aku tahu tentang dirimu, siapa kamu dari teman-teman yang tidak sengaja aku dengar yang seharusnya aku hindari, abaikan dan acuhkan, tetapi tidak bisa...topik tentangmu selalu menarik untuk didengar, berita sekecil apapun itu. Demi persahabatan aku bisa mengendalikan perasaanku untuk sadar akan siapa diriku, aku senang bila sahabatku senang mendapatkan apa yang diinginkan yaitu kamu, itu yang aku tahu.

Pertemuan dan kebersamaan kita selalu diwarnai pertengkaran, aku juga tidak tahu kenapa bisa seperti itu, dan itu yang selalu melekat dibenakku, padahal kalau boleh jujur sekecil apapun kesempatan yang ada itu sangat berarti. Jantung ini tidak bisa berbohong...tahu untuk siapa ia akan berdetak lebih kencang. 
Banyak alasan yang membuat aku bertahan dengan egoku, logikaku selalu mempunyai peran penting dalam mengendalikan hidupku dibandingkan dengan perasaanku. Demi persahabatan, wanita-wanita yang selalu ada di sekelilingmu dan takut sakit hati karena kamu tidak mungkin memiliki perasaan yang sama kepadaku...itu alasan yang selalu menahanku agar aku tidak mencintaimu, tetapi hati tidak bisa dibohongi...sekuat aku berusaha untuk menjauhimu semakin dalam hati ini ingin memilikimu. Satu tahun didekatmu membuat hidupku penuh warna , walaupun setelah itu kita jauh dan rasa kangen akan kehadiranmu mulai tumbuh, dan di saat yang sama aku mulai menyadari kalau aku mencintaimu. Aku menyimpan rasa ini karena aku tahu cintaku kepadamu tidak akan terbalas, aku cukup senang masih bisa melihatmu setiap hari walaupun sudah tidak sekelas lagi, setiap pagi, jam istirahat dan saat pulang aku berusaha mencuri-curi waktu hanya agar bisa melihatmu...itu sudah membuatku senang...terlebih setelah kelas tiga kamu benar-benar cuek dan semakin jauh, aku seperti tidak pernah mengenalmu lagi. 
Ada satu hal yang aku sayangkan sebenarnya, hubungan aku, kamu dan sahabatku yang aku sendiri tidak tahu sebenarnya seperti apa akhirnya, yang aku tahu aku sudah kehilangan semuanya kamu dan juga sahabatku, dan orang yang harus bertanggung jawab adalah kamu. Itulah yang selalu membuatku merasa ada sesuatu yang harus diselesaikan walaupun aku tidak yakin. Waktu terus berlalu perasaanku untukmu selalu tumbuh perlahan tapi pasti...saat itu aku berpikir karena aku masih bisa melihatmu makanya aku masih bisa merasakan cinta padamu, tapi nanti kalau sudah lulus dan kita tidak lagi saling berjumpa akan memudahkanku untuk melupakanmu, itulah tekadku...aku pasti bisa melupakanmu. Hari itupun tiba...hari kelulusan, tapi aku tidak melihatmu sama sekali di sekolah, padahal hari itu aku berharap bisa melihatmu untuk yang terakhir kali, hanya untuk sekedar perpisahan...tapi alhamdullilah Allah selalu menyayangiku dalam doa diamku yang terus berharap ingin bertemu denganmu aku bisa melihatmu di seberang jalan waktu aku jalan pulang, saat itu tidak tahu apa yang ada di isi kepalaku...aku berteriak memanggilmu, tapi ternyata kamu tidak mendengarnya...dan itulah terakhir aku melihatmu, tapi cintaku untukmu belum berakhir sampai disitu, di hari-hari berikutnya aku masih selalu berharap dan berdoa agar suatu saat bisa melihat kamu lagi. 
Waktu terus berjalan aku dengan kesibukanku kuliah, bekerja dan aku yakin kamu dengan kesibukanmu sendiri, tapi tetap aku belum bisa melupakanmu...kamu sudah mempunyai tempat tersendiri di hatiku yang tidak akan ada siapapun bisa menggantikannya. Selama itu tawaran cinta datang silih berganti tetapi tetap tidak bisa menggeser keberadaanmu di hatiku.
Ketika rindu padamu mulai datang mengganggu, yang bisa aku lakukan hanyalah menutup mata dan membayangkan kalau dirimu kini pasti lebih baik.
Aku sudah berusaha untuk melupakan, tapi malah semakin mengingat semuanya dengan jelas...lalu membohongi diri sendiri dan berfikir dirimu pasti kembali, padahal sepatah katapun dirimu tidak pernah mengatakan akan kembali.
Tapi yang selalu kulakukan hanya menunggu dan menunggu meskipun akal sehatku menolak. Aku selalu berpikir kalau ini hanya rasa penasaran yang begitu dalam karena aku tidak pernah mengungkapkan perasaanku sama kamu, kalau kita bisa bertemu dan aku bisa menyampaikannya padamu mungkin perasaan ini akan berakhir, lagipula aku tahu kamu tidak punya perasaan apapun untukku jadi semua akan menjadi lebih mudah.
Tapi aku tidak pernah tahu dimana keberadaanmu, aku hanya tahu dari teman-teman yang bisa kutemui kalau aku pulang liburan kuliah, tapi itu tetap tidak bisa membantu, karena cerita yang kudapatkan tentangmu selalu negatif. Aku akhirnya berusaha fokus untuk kuliah dan kerja untuk bisa menghilangkanmu dari pikiranku, mencoba membuka hati untuk orang lain walaupun sangat sulit, tapi aku yakin pasti bisa. Aku jarang pulang kalau tidak benar-benar ingin atau ada sesuatu yang penting, karena kalau pulang bayanganmu akan selalu muncul dan itu sangat menyiksa. Aku sering berpikir bagaimana aku menjalani ini semua...aku bisa karena aku menolak dan menepisnya dengan selalu berkata pada diri sendiri "kamu tidak pernah mencintaiku, tidak pernah memikirkanku apalagi merindukanku...jadi untuk apa aku selalu mengingatmu...aku memberikan cintaku pada orang yang salah", itu seperti doa dan mantra yang mujarab untuk menepis setiap bayanganmu. Dengan seperti itu aku bisa terus maju meraih impian dan cinta yang lain, walaupun kamu masih selalu ada di tempat yang paling sudut di hatiku, bukan lagi prioritasku untuk aku menemukanmu, sekarang waktunya aku "lebih baik dicintai daripada mencintai", aku lelah dengan semuanya, tapi tetap berharap masih bisa melihatmu suatu saat nanti sebagai teman yang pernah diam-diam aku cintai. Aku tutup buku tentangmu, aku mulai membuka lembaran baru dengan calon jodohku yang mencintaiku apa adanya, bahkan dia tahu aku belum bisa memberikan cintaku untuknya. Kebaikan, perhatian, kasih sayang yang ditawarkan kepadaku menggiurkan untuk aku mencobanya dan memang sudah waktunya aku move on dari kamu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar